Sabtu, 20 Desember 2014

Pengelolaan pakan dalam beternak ikan lele





Dalam budidaya perikanan, pakan (makanan) merupakan faktor penting dikarenakan beberapa hal. Salah satunya adalah fungsi pakan untuk memacu pertumbuhan organisme budidaya dengan pemberian pakan yang bergizi, tepat waktu dan dosis yang cukup.
pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam budidaya ikan lele secara intensif. Kebutuhan pakan mutlak mengandalkan pakan buatan pabrik (pelet). Pakan buatan pabrik lebih terjamin kualitasnya serta kandungan nutrisinya lengkap. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan pelet sebagai pakan adalah harganya yang relatif tinggi. Penyebabnya adalah bahan utama pelet, seperti tepung ikan, masih diimpor meskipun sudah bisa diproduksi dalam negeri.

Karena itu, manajemen (pengelolaan) pakan sangat penting dalam budidaya ikan lele, bukan saja karena merupakan bagian dari sistem produksi yang menyedot biaya terbesar, melainkan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas air dan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan pakan yang tidak tepat dapat menyebabkan usaha tidak ekonomis bahkan cenderung rugi sehingga perlu manajemen terhadap pakan tersebut dengan baik. Manajemen pakan terdiri dari memilih merek atau membuat pakan yang akan digunakan, mengadakan, menyimpan serta prosedur pemberiannya yang benar kepada biota budidaya pada waktu yang tepat dan takaran yang benar.
Pengelolaan Pakan
Mahalnya harga pakan ikan dan rendahnya harga jual ikan air tawar merupakan masalah besar dalam pengembangan budidaya ikan, termasuk lele. Padahal, komponen pakan merupakan biaya paling besar dalam kegiatan budidaya lele secara intensif, yaitu mencapai 60% dari biaya total. Oleh karena itu, penyediaan pakan harus mendapatkan perhatian khusus.
Jenis Pakan Ikan Lele
1.      Pakan Buatan
Pakan yang diproduksi oleh pabrik dikenal dalam bentuk pelet. Ukuran pelet tersebut bervariasi. Ada dua macam pelet dipasaran, yaitu pelet terapung dan pelet tenggelam. Dinamakan pelet terapung karena pakan beberapa saat akan terapung di atas air kolam sebelum tenggelam jika diberikan  kepada ikan. Sementara itu, pelet tenggelam biasanya langsung tenggelam atau melayang beberapa saat di dalam air, kemudian langsung tenggelam. Protein yang terkandung di dalam pelet juga bermacam-macam, tergantung dari pabrik yang memproduksinya dan jenis ikan yang akan mengonsumsi pelet tersebut.
pakan buatan dalam bentuk pelet sudah tersedia di toko-toko pertanian/perikanan. Pelet yang tersedia mempunyai kandungan gizi tertentu. Pembudidaya tinggal memilih pelet sesuai dengan kebutuhan ikan budi daya. Pelet untuk lele, minimal mengandung 25% protein. Untuk tumbuh optimal, lele membutuhkan pelet yang mengandung protein antara 25 - 35%. Untuk memacu pertumbuhan lele, diperlukan pelet yang mengandung protein 35 - 40%. Tentu saja, harga pelet dengan kandungan protein yang tinggi makin mahal. Untuk menutupi kekurangan protein pada pakan lele, pakan tambahan berupa daging bekicot, ikan rucah, dan lain-lain dapat digunakan untuk menambah protein bagi kebutuhan lele.
Tabel 1. Kebutuhan nutrisi untuk ikan lele
Nutrisi
Kebutuhan (%)
Protein
35 - 40
Lemak
9,5 - 10
Karbohidrat
20 - 30
Vitamin
0,25 - 0,40
Mineral
1,0

2.     Pakan Alami (Alternatif)
Penggunaan pakan alami dalam budidaya ikan lele sudah umum dilakukan. Hal ini karena harga pakan buatan semakin mahal, sementara harga ikan lele, sekalipun mengalami kenaikan tidak sebanding dengan kenaikan harga pakan buatan seperti pelet. Oleh karena itu, untuk menekan biaya produksi, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan lele, penggunaan pakan alami berupa daging ikan atau hewan-hewan lainnya adalah alternatif yang baik. Pasalnya, daging ikan atau hewan mengandung protein yang tinggi sehingga dapat mengganti protein yang kurang dari pakan buatan
salah satu upaya untuk meningkatkan keuntungan bagi para pembudidaya ikan adalah dengan menyediakan pakan tambahan atau alternatif disamping pelet. Pakan alternatif yang bisa diberikan pada lele, yaitu ikan rucah, keong mas, bekicot, limbah peternakan ayam atau burung puyuh, belatung, limbah penetasan telur, dan limbah pemindangan ikan. Lele sangat membutuhkan protein hewani untuk pertumbuhannya.
 Pemberian Pakan Pada Ikan Lele
Agar penggunaan pakan lebih efisien dan menjaga lingkungan hidup ikan tetap optimal maka teknik pemberian pakan terbaik perlu diterapkan. Pada prinsipnya, tujuan penerapan teknik pemberian pakan adalah untuk menekan kemungkinan pakan yang terbuang percuma sehingga dapat diperoleh keuntungan yang besar.
1.     Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan, khususnya pakan buatan berupa pelet, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu ditebar langsung dengan tangan atau menggunakan alat bantu seperti ember atau kaleng yang bagian bawahnya berbentuk kerucut dan berfungsi sebagai alat pemberi pakan semi otomatis. Alat pemberi pakan semi otomatis (pepakan) disebut demand feeder bekerja atas dasar tenaga sentuhan ikan, sedangkan alat bantu pemberi pakan yang otomatis disebut automatic feeder bekerja menggunakan tenaga listrik dan dapat diatur sewaktu mengeluarkan pakan
cara pemberian pakan ditaburkan secara merata disetiap sisi kolam agar setiap ikan memiliki peluang mendapatkan jatah yang sama. Setiap pergantian jenis atau ukuran pakan yang berbeda dilakukan secara bertahap. Caranya adalah pakan lama dicampur dengan pakan pengganti. Tujuannya agar ikan dapat beradaptasi terhadap pakan dengan jenis atau ukuran yang berbeda. Adaptasi setiap pergantian ukuran pakan bisa berlangsung lebih lama jikan tingkat kergaman ukuran ikan di dalam wadah pemeliharaan besar. Dengan cara tersebut, diharapkan pertumbuhan ikan bisa seragam.
2.     Tempat Pemberian Pakan
Tempat pemberian pakan adalah letak atau posisi pakan itu harus diberikan. Pakan itu dapat diberikan pada satu tempat, misalnya di dekat saluran pemasukan air saja atau pada beberapa tempat, selain untuk menjamin semua ikan mendapatkan pakan dalam porsi yang cukup. Letak pemberian pakan yang tepat juga dimaksudkan untuk mengefisienkan jumlah pakan yang diberikan
3.     Dosis Pakan
Pemberian pelet mengacu pada berat tubuh ikan. Jumlah pemberian pakan untuk lele per hari, yaitu 3 - 6% dari bobot ikan yang dipelihara. Persentase pakan tersebut fleksibel. Artinya, jumlah pakan bisa diatur menurut nafsu makan ikan pada saat itu. Pemberian pakan jangan dilakukan sekaligus dalam satu waktu. Awalnya, pakan ditebarkan separuh dosis. Jika masih agresif, pakan dapat ditambahkan sampai lele malas menyambut pakan
ikan lele membutuhkan pakan 15 - 30% per berat total ikan dalam kolam, tergantung dari ukuran ikan. Pada umur 20 - 30 hari, lele membutuhkan pakan 20 - 15 % bobot tubuh /hari, sedangkan ikan yang berumur 90 hari ke atas, membutuhkan pakan sebanyak 4 - 3% bobot tubuh / hari (Tabel. 2). Pakan yang diberikan harus berkualitas baik, minimal mengandung 25% protein.
Tabel 2. Jumlah pakan yang diberikan kepada lele
Umur lele (Hari)
Dosis pemberian pakan
(% bobot tubuh/hari)
20-30
20-15
31-40
15-10
41-55
7-5
56-90
4-3
90 dst
4-3
Metode lain yang bisa dipakai, yaitu menambah pakan secara berkala sesuai umur tebar. Sebagai patokan awal adalah kepadatan tebar. Contohnya, padat tebar 5.250 ekor diberi pakan awal sekitar 5 - 10 Kg selama 2 minggu pertama. Dua minggu berikutnya volume pakan dinaikkan secara teratur 3 - 5 Kg. Pakan bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai nafsu makan ikan.
4.     Waktu Pemberian Pakan
waktu pemberian pakan ditetapkan dengan memperhatikan nafsu makan ikan. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore atau malam hari. Lele adalah binatang nokturnal sehingga mempunyai kecenderungan beraktivitas pada malam hari, terutama dalam hal mencari makan. Oleh karena itu, pakan diberikan sebagian besar pada sore atau malam hari karena nafsu makan lele pada waktu itu sedang tinggi. Dengan demikian, jadwal waktu pemberian pakan pada pagi pukul 07.00, siang pukul 12.00, sore pada pukul 17.00, dan malam hari pada pukul 22.00. 
5.      Frekuensi Pemberian Pakan
Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan waktu pemberian pakan dalam sehari, mungkin 1 kali, 2 kali, 3 kali, atau lebih sering lagi. Umumnya, frekuensi pemberian pakan ikan lele yang dipelihara sistem intensif antara 3 - 4 kali
waktu dan frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang masih kecil atau masih benih lebih sering dibandingkan dengan ikan besar. Frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang masih kecil bisa 4 - 5 kali dalam sehari. Sementara itu, frekuensi pemberian pakan ikan yang besar, yaitu 3 kali dalam sehari. 

 sumber :
http://andalbeksi.blogspot.com/2013/10/penggunaan-pakan-secara-efisien-pada.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar