Jumat, 19 Desember 2014

Metode Pemijahan Ikan Lele Alami


          Dalam proses pemijahan ikan lele, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memijahkan ikan lele
supaya pemijahan yang kita lakukan sukses dan menghasilkan benih ikan lele yang berkualitas. Berikut ada 4 cara metode pemijahan ikan lele :
  1. Pemijahan Ikan secara alami
  2. Pemijahan ikan lele dengan penyuntikan Hipofesa
  3. Pemijahan Ikan Lele dengan penyuntikan hormon perangsang
  4. Pemijahan Ikan Lele dengan cara In Vitro
            Tapi yang akan kita bahas kali ini adalah teknik pemijahan ikan lele dengan pemijahan ikan secara alami. Cara pembenihan ikan lele secara alami memiliki beberapa kelebihan diantaranya :

1.      Dapat dilakukan secara sederhana di belakang rumah dengan biaya yang terjangkau. Biasanya hanya memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Disamping itu, tenaga kerja yang digunakan cukup dengan memanfaatkan tenaga anggota keluarga petani yang bersangkutan.
2.      Tidak membutuhkan biaya yang besar, terutama untuk pembelian bahan dan alat, seperti hormon (ovaprim), hapa, sodium chlorida dan bahan-bahan lainnya.
3.      Induk jantan tidak dibunuh, sehingga tidak mengurangi stok induk yang dimiliki.

Sedangkan kekurangan dari metode pembenihan secara alami adalah sebagai berikut:

1.      Produk yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan, karena teknologi yang mereka terapkan belum intensif
2.      Tingkat keberhasilannya sangat rendah, karena sangat tergantung pada alam. Meski kedua induk jantan dan betina matang gonad, tetapi tingkat kematangannya sulit ditentukan secara visual, sehingga seringkali pemijahan gagal. Kegagalan dalam pemijahan dapat menghambat proses produksi.
3.      keuntungan yang diperoleh sangat kecil, bahkan tidak jarang mereka mengalami kerugian.    

Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pemijahan lele secara alami.
  1. PERSIAPAN KOLAM PEMIJAHAN


Siapkan terlebih dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan. Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernihSebelum digunakan cuci bersih kolam dan keringkan selama 1 – 2 hari.


2.      PERSIAPAN KAKABAN

Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.

 3.  PERSIAPAN INDUKAN

Siapkan indukan yang siap pijah,Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan. Berikut adalah ciri-ciri induk ikan lele yang sudah siap dipijahkan:
  • Indukan Jantan
        Urogenital papilla (kelamin) berwarna kemerahan dan memanjang hingga ke sirip.
        Gerakannya lincah.
        Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
  • Indukan betina
        Urogenital papilla (kelamin) berwarna kemerahan.
        Gerakannya lambat.
        Perutnya lebih gembung dan bila diraba akan tersah lembek.
        Bila bagian perut di stripping/urut dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)

3.      PROSES PEMIJAHAN

Waktu yang tepat untuk memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah sekitar pukul 23:00 hingga pukul 05:00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna putih susu.



4.      PENETASAN TELUR 

Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium, fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC. Telur yang tidak terbuahi berwarna putih susu sedangkan telur yang terbuahi berwarna kuning transparan. Telur akan menetas selama  24 jam. Selama proses penetasan aerasi harus selalu terpasang.

 6.  PEMELIHARAAN LARVA

 
Setelah 3 hari sesudah penetasan angkat kakaban secara perlahan lahan keluar dari kolam dan pastikan semua larva keluar dari kakaban apabila mengunakan ijuk. Larva yang lemah ini belum diberi makan karna masih memiliki cadangan makan berupa kantung telur yang akan diserap sebagai sumber makan bagi larva. Setelah larva berumur 5 hari berikan pakan alami berupa cacing sutra, cacing darah, atau kutu air. Frekuensi pemberian pakan 3 – 4 kali sehari. Dengan interval waktu 4 jam sekali yaitu jam 8 pagi, jam 12 siang, jam 4 sore dan jam 8 malam. selama perawatan larva aerasi harus masih tetap terpasang. Pemberian pakan alami berupa cacing sutra, cacing darah, atau kutu air hingga larva berumur 15 hari pada hari ke 16 larva sudah bisa diberikan pakan pellet. 
SUMBER :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar