Minggu, 21 Desember 2014

Sifat dan Keunggulan Lele Sangkuriang di bandingkan dengan Lele Dumbo


Lele Sangkuriang tergolong jenis ikan omnivora, seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu. Di alam ataupun lingkungan budidaya, lele sangkuriang dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Keunggulan dari lele sangkuriang ini diantaranya dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas telur yang tinggi, dapat hidup pada kondisi air yang marjinal dan efisiensi terhadap pakan yang tinggi.

Menurut Anonimus (2005) secara umum morfologi ikan lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Hal tersebut dikarenakan lele sangkuriang sendiri merupakan hasil silang dari induk lele dumbo. Tubuh ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik. Bentuk kepala menggepeng (depress), dengan mulut yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. Lele Sangkuriang memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Sementara itu, sirip yang yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip perut. Pada sirip dada (pina thoracalis) dijumpai sepasang patil atau duri keras yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan dipermukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang terdapat alat pernapasan tambahan (organ arborescent), bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.
Lele sangkuriang dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm, CO2 kurang dari 12 ppm, suhu (24 – 26) o C, pH (6 – 7), NH3 kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke dalam air maksimum 30 cm (Lukito, 2002).
Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal). Pada siang hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan.
Sekilas tidak ada perbedaan yang terlalu  menonjol dengan indukan lele dumbo, tapi akhirnya terlihat jelas sekali perbedaan yang cukup signifikan pada indukan tersebut, berikut adalah perbedaan pada indukan ikan lele sangkuriang dan ikan lele dumbo:
  1. Dibagian kepala ikan lele jenis sangkurianga ada bintik-bintik putih (bukan kerena "white spot"), sedangkan pada kepala jenis ikan lele dumbo hitam pekat. 
  2. Bagian kepala ikan lele jenis sangkuriang agak sedikit melekuk ke bawah.
  3. Ada seperti gambar garis-garis putih dibagian kepala pada lele sangkuriang.
  4. Dari bagian leher hingga buntut tidaklah terlalu ada perbedaan yang mencolok antara ikan lele sangkurian dengan lele dumbo.
Yang telah dituliskan di atas adalah perbedaan indukan, sekarang perbedaan benihnya:
  1. Kepala anakan ikan lele sangkuriang lebih bulat, tidak terlalu kedepan.
  2. Kulit ikan lele sangkuriang terlihat coklat, seperti coklat batangan.
  3. Pertumbuhannya lebih cepat dibanding Lele pada umumnya. 
Kalo dilihat secara fisik antara lele sangkuriang dengan lele dumbo biasa nyaris tidak ada bedanya. Kepala berbentuk pipih ke bawah, bagian tengah badan berbentuk membulat, dan bagian belakang tubuh cenderung pipih ke samping tetapi kalo kita amati pertumbuhan ikan lele sangkuriang jelas lebih cepat dibandingkan dengan jenis ikan lele dumbo.
Semoga menambah wawasan…
Sumber :

Usaha Warung Pecel Lele Khas Lamongan



Warung makan lamongan, siapa diantara kita yang tidak pernah mendengar nama tersebut ??? Saya berfikir mungkin 9 orang dari 10 orang yang pernah saya temui pernah makan di warung lamongan.  Hampir setiap kota yang ada di indonesia ini terdapat warung makan lamongan. Bagaimana dengan di kota Ketapang Kalimantan Barat yang saya tempati sekarang ?? Warung makan yang berciri khas warung tenda dengan masakan Pecel Lele dan ayam penyet ini sangat menjamur disudut-sudut kota Ketapang dan tidak pernah sepi dengan pelanggan.

Dari segi popularitas makanan ini tentu tidak diragukan lagi kelezatanya. Hal ini dapat dilihat dari cita rasa lele goreng yang disajikan dengan sambal dan lalapan yang banyak diterima oleh semua kalangan masyarakat diberbagai daerah. Dari segi usaha pecel lele ini patut dicoba karena memiliki tingkat keuntungan bersih antara 25 %-30% dari omset yang diperoleh. Untuk bahan baku lele sendiri tidak usah merasa bingung, karena sekarang sudah banyak masyarakat yang beternak pembesaran ikan lele sehingga bahan dasar dari usaha ini tidak terlalu sulit untuk diperoleh.
Popularitas ikan lele sendiri memberikan keuntungan tersendiri jika kita ingin menggeluti usaha warung pecel lele tersebut karena anda tidak perlu repot-repot mengenalkan seperti apa pecel lele itu kepada masyarakat. Kandungan gizi lele yang tinggi dan banyak mengandung omega 3 dan omega 6 juga menambah nila tambah makanan kuliner ini, karena masyarakat juga semakin sadar terhadap kebutuhan gizi yang diserap oleh tubuh. Tapi banyaknya persaingan terhadap warung makan pecel lele tersebutlah yang mungkin menjadi kendala dalam menggeluti bisnis usaha kuliner ini. Karena itu dibutuhkan sesuatu yang beda dari usaha pecel lele anda, sehingga dapat dikenal oleh masyarakat dan mempunyai banyak pelanggan.
Nah apakah sekarang anda tertarik dengan bisnis kuliner ini??? Jangan kuatir, meskipun anda bukan orang asli lamongan anda tetap dapat berbisnis warung kuliner ini, sebab dalam perkembanganya para pengusaha warung lamongan tidah harus berasal dari Kota Lamongan. Selamat mencoba !!!!!

Peluang Usaha Hasil Olahan Ikan Lele


 
Ikan lele mungkin sudah tidak asing terdengar ditelinga kita. Melimpahnya hasil panen ikan lele membuat kita berfikir bagaimana mengolah ikan lele ini menjadi suatu komoditas yang digemari masyarakat dan mempunyai nilai tambah lebih terhadap ikan lele. Peluang bisnis olahan ikan lele cukup menarik dan memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi, mengingat masyarakat sekarang mempunyai kesadaran terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Dalam ikan lele terdapat kandungan asam lemak Omega 3 dan Omega 6 yang baik untuk kesehatan Otak dan Jantung.
Ikan lele dapat diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari ikan lele tersebut. Berikut adalah beberapa hasil olahan ikan lele yang bisa dijadikan referensi jika kita ingin memulai usaha bisnis hasil olahan dari ikan lele : 
1.      Krupuk Ikan Lele


Krupuk ikan lele adalah salah satu hasil olahan ikan lele yang banyak digemari masayarakat. Rasanya yang enak,gurih, juga mengandung nilai gizi yang tinggi. Selain itu hasil olahan ikan lele yang satu ini juga tahan lama sehingga mudah disimpan dan mudah untuk dinikmati kapan saja.

  
 
2.      Abon Ikan Lele

Abon ikan lele adalah satu hasil olahan dari ikan lele. Abon ikan lele tidak perlu diragukan lagi kelezatanya, karena rasanya tidak kalah dengan abon lain yang terbuat dari bahan dasar sapi ataupun ayam. Didalam abon ikan lele terkandung kadar kolesterol yang rendah dan kadar protein yang tinggi baik dikonsumsi untuk anak-anak karena duri ikan sudah dibuang. Kandungan Leusin pada abon ikan lele bermanfaat untuk membentuk protein otot sehingga baik untuk ibu hamil dan anak-anak. 

3.      Nugget lele


Nugget ikan lele adalah bentuk olahan ikan lele yang sedang dikembangkan. Respon masyarakat sekarang sangat bagus mengingat produk olahan nugget ini sangat paktis untuk sebuah produk. Nugget ikan lele dapat disimpan dalam bentuk beku. Nugget ikan lele dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak-anak. Meskipun rasa nugget ikan lele agak sedikit unik, namun tetap lezat untuk dikonsumsi.

 4.      Mangut ikan Lele
 

Salah satu olahan ikan lele yang sangat digemari masyarakat indonesia adalah mangut ikan lele. Rasanya yang pedas dan gurih sangat menggugah selera makan kita. Mangut ikan lele sekarang sudah dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat, karena telah diproduksi secara massal dalam bentuk kaleng dan sudah beredar disupermarket dan bahkan menembus pasar ekspor.

Sabtu, 20 Desember 2014

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit pada Ikan Lele

Bagi anda yang belum mengetahui bagaimana cara mencegah atau mengobati penyakit pada ikan lele sebaiknya anda harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebab lele tersebut terkena penyakit, karena ada beberapa sebab yang mengakibatkan ikan lele terserang penyakit. Dibawah ini ada beberapa sebab dan jenis penyakit pada ikan lele dan sekaligus cara menanggulanginya.
enyakit  parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah, seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
ikan lele mati terserang penyakit

1.     Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla

Penyebab:

Penyakit ini timbul akibat serangan bakteri dari jenis Aeromonas hydrophilla dan pseudomonas hydrophylla. Denagn cirri-ciri sebagai berikut:
·         Ukuran sangat kecil, yaitu sekitar (0,7-0,8 µ) x(1-1,5µ).
  • Tubuhnay berbentuk seperti batang dengan cambuk di ujung batang 9polar flage). Fungsi cambuk ini adalah sebagai alat gerak.
Gejala:
·         Warna tubuh menadi gelap
·         Kulit kesat dan timbul pendarahan
·         Kesulitan bernapas, terlihat megap-megap dipermukaan air.
Pengendalian :
·         Jagalah kebersihan diair kolam.
Pengobatan:
·         Campurkan Terramycine dalam pakan denagn dosis 50 mg/kg ikan/hari.
·         Beriakn obat ini selama 7-10 hari berturut-turut
  • Selain Terramycine, pengobatan juga dapat dilakukan dengan memberikan Sulphonamid ke dalam pakan sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3 hari.

2.     Tuberculosis

Penyebab:
·         Penyakit ini disebabkan serangan baketri Mycobacterium fortoitum
Gejala:
·         Tubuh ikan berwarna gelap
·         Perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa).
·         Posisi berdiri dipermukaan air, berputar-putar atau miring-miring.
·         Terdapat bintik putih disekitar mulut dan sirip.
Pengendalian :
·        Perbaiki kualitas air dan lingkunag kolam.
Pengobatan :
  • Campurkan Terramycin dalam pakan denagn dosis 5-7,5 g/100 kg ikan/hari selama 5-15 hari.

3.     Jamur saprolegnia

Penyebab:
Penyakit ini disebabkan serangan  jamur saprolegnia yang tumbuh sebagai saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau iakn yang kondisinya lemah.

Gejala:
  • Tubuh ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas yang dapat ditemukan didaerah luka.
  • Ikan sudah lemah seperti daerah kepala tutup insang, sirip, serta tubuh lainnya.
  • Jamur ini juga suka menyerang telur dengan menyelimuti telur dengan benang seperti kapas.
  • Jamur ini juga sering menyerang telur dengan menyelimuti telur dengan benang seperti kapas.
Pengendalian  :
  • Rendam benih gelondongan dan iakn dewasa dalam larutan Malachyte Green oxalate denagn dosis 2,5-3 ppm selam 30 menit.
  • Rendam telur dalam larutan Malachyte Green oxalate denagn dosis 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama 15 menit.

4.     Penyakit bintik putih dan gatal/Trichodiniasis

Penyebab :
Parasit dari golongan ciliata berbentuk bulat, terkadang amuboid, serta mempunyai inti beerbentuk tapal kuda yang disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
·        Ikan terlihat sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air.
·        Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip, dan insang.
·        Ikan memperlihatkan perlaku menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
·        Pengendalian:
·        Jagalah kualitas dan kuantitas air.
Pengobatan :
·        Rendam ikan pada campuran larutan Formalin 25 cc/m³ dan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 g/m³ selama 12-24 jam.
·        Ganti kolam dengan air segar.
·        Ulangi langkah pengobatan setelah 3 hari.

5.     Cacing Trematoda

Penyebab :
·        Cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
·        Gejala :
·        Insang luka-luka dan timbul pendarahan
·        Pernapasan terganggu karena terjadi kerusakan pada ikan.
Pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan denagn cara merendam ikan dalam:
·        Larutan Formalin 250 cc/m³ air selama 15 menit.
·        Larutan Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam,
·        Larutan kalium permanganate (KMnO4) 0,01 % selama 30 menit
·        Larutan garam (NaCl) 2 % selama 30 menit, atau
·        Larutan NH4OH 0,5% selama sekitar 10 menit.
Sumber :
Buku ' LeLe ' Penerbit, Dinamika Media
http://perawatanternakbudidaya.blogspot.com/2014/03/Penyakit-Pada-Ikan-Lele-Pencegahan-dan-Pengobatannya.html

Tips Memilih Benih Ikan Lele Yang Baik


Untuk hasil panen yang baik dalam budidaya ikan lele, tentu saja kita harus memilih benih lele dengan kualitas yang baik yang merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembesaran ikan lele. Kualitas benih ikan lele yang akan dibudidayakan sangat menentukan kesuksesan budidaya lele. Jika terjadi kesalahan dalam memilih benih lele, maka bisa saja usaha budidaya lele akan mengalami kegagalan. Ada beberapa kriteria yang setidaknya harus kita ketahui sebelum membeli benih lele.
Berikut adalah beberapa tips singkat tentang cara memilih benih lele yang berkualitas.

bibit lele unggul

















1. Kesehatan (Amati Fisik dan Gerakannya)
gerakan aktif bibit lele

Benih lele yang berkualitas memiliki ukuran tubuh yang proporsional (ukuran kepala dan tubuh seimbang), tidak cacat, tidak luka, sungut tidak pucat dan warna tubuh cerah dan mengkilap. Selain itu ciri benih lele yang sehat adalah gerakan aktif, lincah, tidak menggantung serta tidak bergerombol di pojok kol

2. Ukurannya Seragam
bibit lele ukuran seraga
Ukuran benih lele yang tidak seragam akan mengakibatkan pertumbuhan lele menjadi tidak serempak. Ikan lele bersifat kanibal, jika lapar maka ikan lele yang berukuran besar akan memangsa lele lain yang ukurannya lebih kecil. Jika kita menghendaki ukuran benih 5 cm maka sebaiknya toleransi benih ukuran 4 cm dan 6 cm masing-masing tidak lebih dari 10 % populasi.

3. Riwayat Induk/Keturunan.
indukan lele unggul
Berasal dari induk yang unggul. Bukan hasil pemijahan (perkawinan) dengan tingkat kekerabatan yang dekat (inbreeding).








4. Riwayat Penyakit
bibit lele terkena penyaki
Ikan pernah sakit atau tidak? Jika benih lele pernah sakit tanyakan bagaimana kronologis dan cara penanganannya. Apakah menggunakan antibiotik, vitamin, atau probiotik, atau bahkan perlakuan teknis saja. Tidak disarankan menggunakan antibiotik dengan dosis berlebihan karena penyakit/bakteri akan bersifat kebal sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi.Demikianlah 4 tips singkat tentang memilih benih ikan lele yang berkualitas untuk dibudidayakan, semoga berguna dan usaha pembesaran lele kita dapat berhasil dan memuaskan, amin.

Sumber :
http://www.bibitikan.net/tips-memilih-benih-ikan-lele-yang-baik/

Pengelolaan pakan dalam beternak ikan lele





Dalam budidaya perikanan, pakan (makanan) merupakan faktor penting dikarenakan beberapa hal. Salah satunya adalah fungsi pakan untuk memacu pertumbuhan organisme budidaya dengan pemberian pakan yang bergizi, tepat waktu dan dosis yang cukup.
pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam budidaya ikan lele secara intensif. Kebutuhan pakan mutlak mengandalkan pakan buatan pabrik (pelet). Pakan buatan pabrik lebih terjamin kualitasnya serta kandungan nutrisinya lengkap. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan pelet sebagai pakan adalah harganya yang relatif tinggi. Penyebabnya adalah bahan utama pelet, seperti tepung ikan, masih diimpor meskipun sudah bisa diproduksi dalam negeri.

Karena itu, manajemen (pengelolaan) pakan sangat penting dalam budidaya ikan lele, bukan saja karena merupakan bagian dari sistem produksi yang menyedot biaya terbesar, melainkan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas air dan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan pakan yang tidak tepat dapat menyebabkan usaha tidak ekonomis bahkan cenderung rugi sehingga perlu manajemen terhadap pakan tersebut dengan baik. Manajemen pakan terdiri dari memilih merek atau membuat pakan yang akan digunakan, mengadakan, menyimpan serta prosedur pemberiannya yang benar kepada biota budidaya pada waktu yang tepat dan takaran yang benar.
Pengelolaan Pakan
Mahalnya harga pakan ikan dan rendahnya harga jual ikan air tawar merupakan masalah besar dalam pengembangan budidaya ikan, termasuk lele. Padahal, komponen pakan merupakan biaya paling besar dalam kegiatan budidaya lele secara intensif, yaitu mencapai 60% dari biaya total. Oleh karena itu, penyediaan pakan harus mendapatkan perhatian khusus.
Jenis Pakan Ikan Lele
1.      Pakan Buatan
Pakan yang diproduksi oleh pabrik dikenal dalam bentuk pelet. Ukuran pelet tersebut bervariasi. Ada dua macam pelet dipasaran, yaitu pelet terapung dan pelet tenggelam. Dinamakan pelet terapung karena pakan beberapa saat akan terapung di atas air kolam sebelum tenggelam jika diberikan  kepada ikan. Sementara itu, pelet tenggelam biasanya langsung tenggelam atau melayang beberapa saat di dalam air, kemudian langsung tenggelam. Protein yang terkandung di dalam pelet juga bermacam-macam, tergantung dari pabrik yang memproduksinya dan jenis ikan yang akan mengonsumsi pelet tersebut.
pakan buatan dalam bentuk pelet sudah tersedia di toko-toko pertanian/perikanan. Pelet yang tersedia mempunyai kandungan gizi tertentu. Pembudidaya tinggal memilih pelet sesuai dengan kebutuhan ikan budi daya. Pelet untuk lele, minimal mengandung 25% protein. Untuk tumbuh optimal, lele membutuhkan pelet yang mengandung protein antara 25 - 35%. Untuk memacu pertumbuhan lele, diperlukan pelet yang mengandung protein 35 - 40%. Tentu saja, harga pelet dengan kandungan protein yang tinggi makin mahal. Untuk menutupi kekurangan protein pada pakan lele, pakan tambahan berupa daging bekicot, ikan rucah, dan lain-lain dapat digunakan untuk menambah protein bagi kebutuhan lele.
Tabel 1. Kebutuhan nutrisi untuk ikan lele
Nutrisi
Kebutuhan (%)
Protein
35 - 40
Lemak
9,5 - 10
Karbohidrat
20 - 30
Vitamin
0,25 - 0,40
Mineral
1,0

2.     Pakan Alami (Alternatif)
Penggunaan pakan alami dalam budidaya ikan lele sudah umum dilakukan. Hal ini karena harga pakan buatan semakin mahal, sementara harga ikan lele, sekalipun mengalami kenaikan tidak sebanding dengan kenaikan harga pakan buatan seperti pelet. Oleh karena itu, untuk menekan biaya produksi, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan lele, penggunaan pakan alami berupa daging ikan atau hewan-hewan lainnya adalah alternatif yang baik. Pasalnya, daging ikan atau hewan mengandung protein yang tinggi sehingga dapat mengganti protein yang kurang dari pakan buatan
salah satu upaya untuk meningkatkan keuntungan bagi para pembudidaya ikan adalah dengan menyediakan pakan tambahan atau alternatif disamping pelet. Pakan alternatif yang bisa diberikan pada lele, yaitu ikan rucah, keong mas, bekicot, limbah peternakan ayam atau burung puyuh, belatung, limbah penetasan telur, dan limbah pemindangan ikan. Lele sangat membutuhkan protein hewani untuk pertumbuhannya.
 Pemberian Pakan Pada Ikan Lele
Agar penggunaan pakan lebih efisien dan menjaga lingkungan hidup ikan tetap optimal maka teknik pemberian pakan terbaik perlu diterapkan. Pada prinsipnya, tujuan penerapan teknik pemberian pakan adalah untuk menekan kemungkinan pakan yang terbuang percuma sehingga dapat diperoleh keuntungan yang besar.
1.     Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan, khususnya pakan buatan berupa pelet, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu ditebar langsung dengan tangan atau menggunakan alat bantu seperti ember atau kaleng yang bagian bawahnya berbentuk kerucut dan berfungsi sebagai alat pemberi pakan semi otomatis. Alat pemberi pakan semi otomatis (pepakan) disebut demand feeder bekerja atas dasar tenaga sentuhan ikan, sedangkan alat bantu pemberi pakan yang otomatis disebut automatic feeder bekerja menggunakan tenaga listrik dan dapat diatur sewaktu mengeluarkan pakan
cara pemberian pakan ditaburkan secara merata disetiap sisi kolam agar setiap ikan memiliki peluang mendapatkan jatah yang sama. Setiap pergantian jenis atau ukuran pakan yang berbeda dilakukan secara bertahap. Caranya adalah pakan lama dicampur dengan pakan pengganti. Tujuannya agar ikan dapat beradaptasi terhadap pakan dengan jenis atau ukuran yang berbeda. Adaptasi setiap pergantian ukuran pakan bisa berlangsung lebih lama jikan tingkat kergaman ukuran ikan di dalam wadah pemeliharaan besar. Dengan cara tersebut, diharapkan pertumbuhan ikan bisa seragam.
2.     Tempat Pemberian Pakan
Tempat pemberian pakan adalah letak atau posisi pakan itu harus diberikan. Pakan itu dapat diberikan pada satu tempat, misalnya di dekat saluran pemasukan air saja atau pada beberapa tempat, selain untuk menjamin semua ikan mendapatkan pakan dalam porsi yang cukup. Letak pemberian pakan yang tepat juga dimaksudkan untuk mengefisienkan jumlah pakan yang diberikan
3.     Dosis Pakan
Pemberian pelet mengacu pada berat tubuh ikan. Jumlah pemberian pakan untuk lele per hari, yaitu 3 - 6% dari bobot ikan yang dipelihara. Persentase pakan tersebut fleksibel. Artinya, jumlah pakan bisa diatur menurut nafsu makan ikan pada saat itu. Pemberian pakan jangan dilakukan sekaligus dalam satu waktu. Awalnya, pakan ditebarkan separuh dosis. Jika masih agresif, pakan dapat ditambahkan sampai lele malas menyambut pakan
ikan lele membutuhkan pakan 15 - 30% per berat total ikan dalam kolam, tergantung dari ukuran ikan. Pada umur 20 - 30 hari, lele membutuhkan pakan 20 - 15 % bobot tubuh /hari, sedangkan ikan yang berumur 90 hari ke atas, membutuhkan pakan sebanyak 4 - 3% bobot tubuh / hari (Tabel. 2). Pakan yang diberikan harus berkualitas baik, minimal mengandung 25% protein.
Tabel 2. Jumlah pakan yang diberikan kepada lele
Umur lele (Hari)
Dosis pemberian pakan
(% bobot tubuh/hari)
20-30
20-15
31-40
15-10
41-55
7-5
56-90
4-3
90 dst
4-3
Metode lain yang bisa dipakai, yaitu menambah pakan secara berkala sesuai umur tebar. Sebagai patokan awal adalah kepadatan tebar. Contohnya, padat tebar 5.250 ekor diberi pakan awal sekitar 5 - 10 Kg selama 2 minggu pertama. Dua minggu berikutnya volume pakan dinaikkan secara teratur 3 - 5 Kg. Pakan bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai nafsu makan ikan.
4.     Waktu Pemberian Pakan
waktu pemberian pakan ditetapkan dengan memperhatikan nafsu makan ikan. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore atau malam hari. Lele adalah binatang nokturnal sehingga mempunyai kecenderungan beraktivitas pada malam hari, terutama dalam hal mencari makan. Oleh karena itu, pakan diberikan sebagian besar pada sore atau malam hari karena nafsu makan lele pada waktu itu sedang tinggi. Dengan demikian, jadwal waktu pemberian pakan pada pagi pukul 07.00, siang pukul 12.00, sore pada pukul 17.00, dan malam hari pada pukul 22.00. 
5.      Frekuensi Pemberian Pakan
Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan waktu pemberian pakan dalam sehari, mungkin 1 kali, 2 kali, 3 kali, atau lebih sering lagi. Umumnya, frekuensi pemberian pakan ikan lele yang dipelihara sistem intensif antara 3 - 4 kali
waktu dan frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang masih kecil atau masih benih lebih sering dibandingkan dengan ikan besar. Frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang masih kecil bisa 4 - 5 kali dalam sehari. Sementara itu, frekuensi pemberian pakan ikan yang besar, yaitu 3 kali dalam sehari. 

 sumber :
http://andalbeksi.blogspot.com/2013/10/penggunaan-pakan-secara-efisien-pada.html