Dalam proses pemijahan ikan lele, ada beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk memijahkan ikan lele
supaya pemijahan yang kita lakukan sukses dan
menghasilkan benih ikan lele yang berkualitas. Berikut ada 4 cara metode
pemijahan ikan lele :
Tapi yang
akan kita bahas kali ini adalah teknik pemijahan ikan lele dengan pemijahan
ikan secara alami. Cara pembenihan ikan lele secara alami memiliki beberapa
kelebihan diantaranya :
1. Dapat dilakukan secara sederhana di
belakang rumah dengan biaya yang terjangkau. Biasanya hanya memanfaatkan
bahan-bahan yang mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Disamping itu,
tenaga kerja yang digunakan cukup dengan memanfaatkan tenaga anggota keluarga
petani yang bersangkutan.
2. Tidak
membutuhkan biaya yang besar, terutama untuk pembelian bahan dan alat, seperti
hormon (ovaprim), hapa, sodium chlorida dan bahan-bahan lainnya.
3. Induk
jantan tidak dibunuh, sehingga tidak mengurangi stok induk yang dimiliki.
Sedangkan
kekurangan dari metode pembenihan secara alami adalah sebagai berikut:
1. Produk yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan, karena teknologi
yang mereka terapkan belum intensif
2. Tingkat
keberhasilannya sangat rendah, karena sangat tergantung pada alam. Meski kedua induk
jantan dan betina matang gonad, tetapi tingkat kematangannya sulit ditentukan
secara visual, sehingga seringkali pemijahan gagal. Kegagalan dalam pemijahan
dapat menghambat proses produksi.
3. keuntungan yang diperoleh sangat kecil,
bahkan tidak jarang mereka mengalami kerugian.
Berikut
ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pemijahan lele secara
alami.
- PERSIAPAN KOLAM PEMIJAHAN
Siapkan terlebih
dahulu kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang
2-3 meter, lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat
dari semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan.
Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam
30-40 cm. Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernihSebelum digunakan
cuci bersih kolam dan keringkan selama 1 – 2 hari.
2.
PERSIAPAN
KAKABAN
Pasang kakaban, bisa dibuat dengan ijuk
yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat agar kakaban
tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air. Kakaban berfungsi
agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah dipindahkan. Buatlah
kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya
oksigen, oleh karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air
yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per detik.
3. PERSIAPAN INDUKAN
Siapkan indukan yang siap pijah,Pilih
sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang, tujuannya agar salah satu
induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya. Keseimbangan bobot sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pemijahan. Berikut adalah ciri-ciri induk
ikan lele yang sudah siap dipijahkan:
–
Urogenital papilla (kelamin) berwarna kemerahan dan
memanjang hingga ke sirip.
–
Gerakannya
lincah.
–
Perutnya
lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
- Indukan betina
–
Urogenital papilla (kelamin) berwarna kemerahan.
–
Gerakannya lambat.
–
Perutnya
lebih gembung dan bila diraba akan tersah lembek.
–
Bila
bagian perut di stripping/urut dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan
cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)
3.
PROSES
PEMIJAHAN
Waktu yang tepat untuk memasukan indukan
kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya ikan lele akan memijah
sekitar pukul 23:00 hingga pukul 05:00. Selama proses pemijahan ikan lele kolam
harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar kolam. Pada pagi hari,
biasanya proses pemijahan sudah selesai. Telur akan menempel pada kakaban.
Telur yang berhasil dibuahi berwarna transparan sedangkan yang gagal berwarna
putih susu.
4.
PENETASAN
TELUR
Setelah proses pemijahan selesai, segera
angkat induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur
disantap oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa
lapar. Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa
dilakukan di kolam pemijahan ataupun di tempat lain seperti akuarium,
fiberglass atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai oksigen (aerasi)
harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC. Telur
yang tidak terbuahi berwarna putih susu sedangkan telur yang terbuahi berwarna
kuning transparan. Telur akan
menetas selama 24 jam. Selama proses penetasan aerasi harus selalu
terpasang.
6. PEMELIHARAAN LARVA
Setelah 3 hari sesudah penetasan angkat
kakaban secara perlahan lahan keluar dari kolam dan pastikan semua larva keluar
dari kakaban apabila mengunakan ijuk. Larva yang lemah ini belum diberi makan
karna masih memiliki cadangan makan berupa kantung telur yang akan diserap
sebagai sumber makan bagi larva. Setelah larva berumur 5 hari berikan pakan
alami berupa cacing sutra, cacing darah, atau kutu air. Frekuensi pemberian
pakan 3 – 4 kali sehari. Dengan interval waktu 4 jam sekali yaitu jam 8 pagi,
jam 12 siang, jam 4 sore dan jam 8 malam. selama perawatan larva aerasi harus
masih tetap terpasang. Pemberian pakan alami berupa cacing sutra, cacing darah,
atau kutu air hingga larva berumur 15 hari pada hari ke 16 larva sudah bisa
diberikan pakan pellet.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar