Dalam budidaya perikanan, pakan (makanan) merupakan
faktor penting dikarenakan beberapa hal. Salah satunya adalah fungsi pakan
untuk memacu pertumbuhan organisme budidaya dengan pemberian pakan yang
bergizi, tepat waktu dan dosis yang cukup.
pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam
budidaya ikan lele secara intensif. Kebutuhan pakan mutlak mengandalkan pakan
buatan pabrik (pelet). Pakan buatan pabrik lebih terjamin kualitasnya serta
kandungan nutrisinya lengkap. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan
pelet sebagai pakan adalah harganya yang relatif tinggi. Penyebabnya adalah
bahan utama pelet, seperti tepung ikan, masih diimpor meskipun sudah bisa
diproduksi dalam negeri.
Karena itu, manajemen (pengelolaan) pakan sangat
penting dalam budidaya ikan lele, bukan saja karena merupakan bagian dari
sistem produksi yang menyedot biaya terbesar, melainkan juga sangat berpengaruh
terhadap kualitas air dan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan pakan yang tidak
tepat dapat menyebabkan usaha tidak ekonomis bahkan cenderung rugi sehingga
perlu manajemen terhadap pakan tersebut dengan baik. Manajemen pakan terdiri
dari memilih merek atau membuat pakan yang akan digunakan, mengadakan,
menyimpan serta prosedur pemberiannya yang benar kepada biota budidaya pada
waktu yang tepat dan takaran yang benar.
Pengelolaan Pakan
Mahalnya harga pakan ikan dan rendahnya harga jual
ikan air tawar merupakan masalah besar dalam pengembangan budidaya ikan,
termasuk lele. Padahal, komponen pakan merupakan biaya paling besar dalam
kegiatan budidaya lele secara intensif, yaitu mencapai 60% dari biaya total.
Oleh karena itu, penyediaan pakan harus mendapatkan perhatian khusus.
Jenis Pakan Ikan Lele
1. Pakan Buatan
Pakan yang diproduksi oleh pabrik dikenal dalam bentuk
pelet. Ukuran pelet tersebut bervariasi. Ada dua macam pelet dipasaran, yaitu
pelet terapung dan pelet tenggelam. Dinamakan pelet terapung karena pakan
beberapa saat akan terapung di atas air kolam sebelum tenggelam jika
diberikan kepada ikan. Sementara itu, pelet tenggelam biasanya langsung
tenggelam atau melayang beberapa saat di dalam air, kemudian langsung
tenggelam. Protein yang terkandung di dalam pelet juga bermacam-macam,
tergantung dari pabrik yang memproduksinya dan jenis ikan yang akan mengonsumsi
pelet tersebut.
pakan buatan dalam bentuk pelet sudah tersedia di
toko-toko pertanian/perikanan. Pelet yang tersedia mempunyai kandungan gizi
tertentu. Pembudidaya tinggal memilih pelet sesuai dengan kebutuhan ikan budi
daya. Pelet untuk lele, minimal mengandung 25% protein. Untuk tumbuh optimal,
lele membutuhkan pelet yang mengandung protein antara 25 - 35%. Untuk memacu
pertumbuhan lele, diperlukan pelet yang mengandung protein 35 - 40%. Tentu
saja, harga pelet dengan kandungan protein yang tinggi makin mahal. Untuk
menutupi kekurangan protein pada pakan lele, pakan tambahan berupa daging
bekicot, ikan rucah, dan lain-lain dapat digunakan untuk menambah protein bagi
kebutuhan lele.
Tabel 1. Kebutuhan nutrisi untuk
ikan lele
Nutrisi
|
Kebutuhan (%)
|
Protein
|
35 - 40
|
Lemak
|
9,5 - 10
|
Karbohidrat
|
20 - 30
|
Vitamin
|
0,25 - 0,40
|
Mineral
|
1,0
|
2. Pakan Alami
(Alternatif)
Penggunaan pakan alami dalam budidaya ikan lele sudah
umum dilakukan. Hal ini karena harga pakan buatan semakin mahal, sementara
harga ikan lele, sekalipun mengalami kenaikan tidak sebanding dengan kenaikan
harga pakan buatan seperti pelet. Oleh karena itu, untuk menekan biaya
produksi, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan lele, penggunaan pakan alami
berupa daging ikan atau hewan-hewan lainnya adalah alternatif yang baik.
Pasalnya, daging ikan atau hewan mengandung protein yang tinggi sehingga dapat
mengganti protein yang kurang dari pakan buatan
salah satu upaya untuk meningkatkan keuntungan bagi
para pembudidaya ikan adalah dengan menyediakan pakan tambahan atau alternatif
disamping pelet. Pakan alternatif yang bisa diberikan pada lele, yaitu ikan
rucah, keong mas, bekicot, limbah peternakan ayam atau burung puyuh, belatung,
limbah penetasan telur, dan limbah pemindangan ikan. Lele sangat membutuhkan
protein hewani untuk pertumbuhannya.
Pemberian Pakan
Pada Ikan Lele
Agar penggunaan pakan lebih efisien dan menjaga
lingkungan hidup ikan tetap optimal maka teknik pemberian pakan terbaik perlu
diterapkan. Pada prinsipnya, tujuan penerapan teknik pemberian pakan adalah
untuk menekan kemungkinan pakan yang terbuang percuma sehingga dapat diperoleh
keuntungan yang besar.
1. Cara
Pemberian Pakan
Pemberian pakan, khususnya pakan buatan berupa pelet,
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu ditebar langsung dengan tangan atau
menggunakan alat bantu seperti ember atau kaleng yang bagian bawahnya berbentuk
kerucut dan berfungsi sebagai alat pemberi pakan semi otomatis. Alat pemberi
pakan semi otomatis (pepakan) disebut demand feeder bekerja atas dasar
tenaga sentuhan ikan, sedangkan alat bantu pemberi pakan yang otomatis disebut automatic
feeder bekerja menggunakan tenaga listrik dan dapat diatur sewaktu
mengeluarkan pakan
cara pemberian pakan ditaburkan secara merata disetiap
sisi kolam agar setiap ikan memiliki peluang mendapatkan jatah yang sama.
Setiap pergantian jenis atau ukuran pakan yang berbeda dilakukan secara
bertahap. Caranya adalah pakan lama dicampur dengan pakan pengganti. Tujuannya
agar ikan dapat beradaptasi terhadap pakan dengan jenis atau ukuran yang
berbeda. Adaptasi setiap pergantian ukuran pakan bisa berlangsung lebih lama
jikan tingkat kergaman ukuran ikan di dalam wadah pemeliharaan besar. Dengan
cara tersebut, diharapkan pertumbuhan ikan bisa seragam.
2. Tempat
Pemberian Pakan
Tempat pemberian pakan adalah letak atau posisi pakan
itu harus diberikan. Pakan itu dapat diberikan pada satu tempat, misalnya di
dekat saluran pemasukan air saja atau pada beberapa tempat, selain untuk menjamin
semua ikan mendapatkan pakan dalam porsi yang cukup. Letak pemberian pakan yang
tepat juga dimaksudkan untuk mengefisienkan jumlah pakan yang diberikan
3. Dosis Pakan
Pemberian pelet mengacu pada berat tubuh ikan. Jumlah
pemberian pakan untuk lele per hari, yaitu 3 - 6% dari bobot ikan yang
dipelihara. Persentase pakan tersebut fleksibel. Artinya, jumlah pakan bisa
diatur menurut nafsu makan ikan pada saat itu. Pemberian pakan jangan dilakukan
sekaligus dalam satu waktu. Awalnya, pakan ditebarkan separuh dosis. Jika masih
agresif, pakan dapat ditambahkan sampai lele malas menyambut pakan
ikan lele membutuhkan pakan 15 - 30% per berat total
ikan dalam kolam, tergantung dari ukuran ikan. Pada umur 20 - 30 hari, lele
membutuhkan pakan 20 - 15 % bobot tubuh /hari, sedangkan ikan yang berumur 90
hari ke atas, membutuhkan pakan sebanyak 4 - 3% bobot tubuh / hari (Tabel. 2).
Pakan yang diberikan harus berkualitas baik, minimal mengandung 25% protein.
Tabel 2. Jumlah pakan yang diberikan kepada lele
Umur lele (Hari)
|
Dosis pemberian pakan
(% bobot tubuh/hari)
|
20-30
|
20-15
|
31-40
|
15-10
|
41-55
|
7-5
|
56-90
|
4-3
|
90 dst
|
4-3
|
Metode lain yang bisa dipakai, yaitu menambah pakan
secara berkala sesuai umur tebar. Sebagai patokan awal adalah kepadatan tebar.
Contohnya, padat tebar 5.250 ekor diberi pakan awal sekitar 5 - 10 Kg selama 2
minggu pertama. Dua minggu berikutnya volume pakan dinaikkan secara teratur 3 -
5 Kg. Pakan bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai nafsu makan ikan.
4. Waktu
Pemberian Pakan
waktu pemberian pakan ditetapkan dengan memperhatikan
nafsu makan ikan. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore atau malam hari.
Lele adalah binatang nokturnal sehingga mempunyai kecenderungan beraktivitas pada
malam hari, terutama dalam hal mencari makan. Oleh karena itu, pakan diberikan
sebagian besar pada sore atau malam hari karena nafsu makan lele pada waktu itu
sedang tinggi. Dengan demikian, jadwal waktu pemberian pakan pada pagi pukul
07.00, siang pukul 12.00, sore pada pukul 17.00, dan malam hari pada pukul
22.00.
5. Frekuensi Pemberian Pakan
Frekuensi pemberian pakan adalah kekerapan waktu
pemberian pakan dalam sehari, mungkin 1 kali, 2 kali, 3 kali, atau lebih sering
lagi. Umumnya, frekuensi pemberian pakan ikan lele yang dipelihara sistem
intensif antara 3 - 4 kali
waktu dan frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang
masih kecil atau masih benih lebih sering dibandingkan dengan ikan besar.
Frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang masih kecil bisa 4 - 5 kali dalam
sehari. Sementara itu, frekuensi pemberian pakan ikan yang besar, yaitu 3 kali
dalam sehari.
sumber :
http://andalbeksi.blogspot.com/2013/10/penggunaan-pakan-secara-efisien-pada.html